Menurut sejarah pada waktu Nabi Musa bersama kaumnya
keluar dari negeri Mesir menuju Palestina dikejar oleh Fir'aun dan
balatentaranya, mereka harus melalui laut merah sebelah utara, maka Allah
memerintahakan kepada Musa memukul laut itu, dengan tongkatnya, perintah itu
dilaksanakan oleh Musa hingga terbelahlah laut merah tersebut dan terbentanglah
jalan raya di tengah-tengahnya, dan Musa melalui jalan itu sampai selamatlah
Musa dan kaumnya ke seberang. . Sedang Fir'aun dan pengikut- pengikutnya
melalui jalan itu pula, tetapi diwaktu mereka berada di tengah-tengah laut,
kembali laut itu sebagaimana semula, lalu tenggelamlah Fir'aun dan balatentaranya
dilaut merah itu.
KESOMBONGAN DAN KEGANASAN FIR'AUN
KESOMBONGAN DAN KEGANASAN FIR'AUN
Fir'aun adalah gelar bagi raja-raja Mesir purbakala,
menurut sejarah, ini Fir'aun dimasa Nabi Musa tercantum dalam Surat Al- Qashash
ayat 38 menyebutkan : Ketika Fir'aun tidak kuasa lagi mendebat Musa. ia tetap
bersikap sewenag-wenang berkata: " Wahai masyarakat sekalian, aku tidak
mengetahui adanya Tuhan bagi kalian selain diriku" Kemudian ia
memerintahkan mentrinya, Haman, untuk memperkerjakan oran-orang agar membuat
bangunan dan istana yang tinggi agar Fir'aun dapat menaikinya untuk melihat
Tuhan yang diserukan Musa, Maka dengan begitu Fir'aun dapat lebih yakin bahwa
Musa termasuk dalam golongan para pendusta dalam anggapannya.
Fir'aun dan balatentaranya tetap angkuh dengan kebatilan di muka bumi, Maka Allah menenggelamkan Fir'aun dan balatentaranya dilaut merah utara, menurut sejarah setelah beberapa tahun, Allah menyelamatkan tubuh kasarnya dan terdampar dipinggir laut ditemukan oleh orang Mesir kemudian di balsem, masih utuh sampai sekarang ada di musium Tahrir yang berada di tengah kota Cairo.
Allah menyelamatkan tubuh kasar Fir'aun sebagai peringatan bagi manusia-manusia belakangan.
Fir'aun dan balatentaranya tetap angkuh dengan kebatilan di muka bumi, Maka Allah menenggelamkan Fir'aun dan balatentaranya dilaut merah utara, menurut sejarah setelah beberapa tahun, Allah menyelamatkan tubuh kasarnya dan terdampar dipinggir laut ditemukan oleh orang Mesir kemudian di balsem, masih utuh sampai sekarang ada di musium Tahrir yang berada di tengah kota Cairo.
Allah menyelamatkan tubuh kasar Fir'aun sebagai peringatan bagi manusia-manusia belakangan.
Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu
Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya
sedang kamu sendiri menyaksikan. (Al-Baqarah : 50).
Fir'aun (Pharaoh) merupakan gelar yang diberikan
kepada raja-raja Mesir kuno. Asal usuI istilah Fir'aun sebetulnya merujuk
kepada nama istana tempat berdiamnya seorang raja, namun lama – kelamaan
digunakan sebagai gelar raja-raja Mesir kuno.
Banyak Fir'aun yang telah memimpin peradaban yang
terkenal dengan peninggalan Piramida Khufu-nya itu, mulai dari Raja Menes
-sekitar 3000 SM, pendiri kerajaan, pemersatu Mesir hulu dan hilir – hingga
Mesir jatuh dibawah kepemimpinan raja-raja dari Persia.
Sejauh ini telah banyak studi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi siapakah Fir'aun yang sedang berkuasa saat peristiwa keluarnya
Musa beserta Bani Israel dari tanah Mesir. Berikut beberapa kandidatnya :
Ahmose I (1550 SM – 1525 SM)
Thutmose I (1506 SM – 1493 SM)
Thutmose II (1494 SM – 1479 SM)
Thutmose III (1479 SM – 1425 SM)
Amenhotep II (1427 SM – 1401 SM)
Amenhotep IV(1352 SM – 1336 SM)
Horemheb (sekitar 1319 SM – 1292 SM)
Ramesses I (sekitar 1292 SM – 1290
SM)
Seti I (sekitar 1290 SM – 1279 SM)
Ramesses II (1279 SM – 1213 SM)
Merneptah (1213 SM – 1203 SM)
Amenmesse (1203 SM – 1199 SM)
Setnakhte (1190 SM – 1186 SM)
Dari daftar beberapa Fir'aun diatas, nama Ramesses II selama
ini memang kerap diidentifikasikan sebagai Fir'aun yang sedang berkuasa pada
saat itu. Ia merupakan sosok Fir'aun terbesar dan terkuat yang pernah memimpin
peradaban Mesir kuno. Ramesses II juga merupakan salah satu Fir'aun yang paling
lama berkuasa, yakni 66 tahun lamanya.
Sifatnya yang kadang tirani terhadap masyarakat kelas
bawah, membuat sejarawan banyak yang berspekulasi dengan menyebutkan ia sebagai
raja yang memperbudak Bani Israel. Walaupun demikian, tidak ada bukti arkeologi
yang benar-benar memperkuat dugaan tersebut. Selain itu periode masa hidupnya
juga dikatakan tidak cocok dengan kemungkinan terjadinya peristiwa keluaran.
Kemudian menilik ke Raja Merneptah – putra Ramesses II
– yang berkuasa setelah Ramesses II mangkat, ia juga bukan merupakan Fir'aun
yang dimaksud mengingat pada masa pemerintahannya, Merneptah pernah mengatakan
bahwa Bangsa Israel telah tiba di tanah Kana'an. Itu artinya, peristiwa
keluarnya Musa beserta Bani Israel telah lama terjadi sebelum ia berkuasa.
Lalu bagaimana dengan Seti I, ayah dari Ramesses II ?
Bagaimanapun juga, ahli sejarah Alkitab mengatakan peristiwa keluaran ini
terjadi disekitar 1400 SM, itu jauh dari masa pemerintahan Seti I.
Beberapa Sejarawan yang menggunakan metode penelitian
dengan cara mencocokkan kronologi di dalam catatan-catatan peninggalan Mesir
Kuno dengan perkiraan waktu keluaran pada kitab suci menyimpulkan, kemungkinan
peristiwa itu terjadi saat Mesir kuno dibawah pimpinan Raja-raja Dinasti ke-18.
Dinasti ke-18 mencakup beberapa raja, yakni Thutmose I
(1506 SM – 1493 SM), Thutmose II (1494 SM – 1479 SM), diselingi oleh kepempinan
Fir'aun wanita yaitu Ratu Hatsepsut (1479 SM -1458 SM) kemudian Thutmose III
(1479 SM – 1425 SM).
Walaupun Al-Quran dan Alkitab sudah cukup jelas
mengisahkan kronologi peristiwa itu terjadi, namun masih terdapat teka-teki
mengenai siapa sebenarnya Fir'aun yang memimpin pengejaran terhadap Musa
beserta kaum Bani Israel? Al-Quran dan Alkitab tidak menyebutkan secara
mendetail siapakah Fir'aun yang dimaksud. Ya disini kita akan dibawa dengan
sebuah pertanyaan. Lalu Siapakah Firaun yang di tenggelamkan di laut merah??
Post a Comment